Gedung dan Ruang Kelas TK Yapendik Fajar Sion sesudah direnovasi.
Semua Karena Anugerah-NYA
Memasuki Sekolah Yapendik Fajar Sion, Anda akan langsung melihat perubahan yang kasat mata dari bangunan sekolah, terutama gedung sekolah TK. Dari halaman depan akan langsung terlihat warna warni cerah, dengan gambar tembok yang menarik. Dinding yang dicat warna warni, lantai mengkilap, bangku yang tampak baru karena dicat ulang. Ini adalah gambaran cantik dari ruang kelas TK Sekolah Fajar Sion menyambut murid baru tahun ajaran 2020.
Memang renovasi Sekolah Fajar Sion baru selesai sepertiga bagian dari keseluruhan rencana renovasi, masih ada gedung SD dan SMP yang belum dipugar. Untuk gedung yang belum direnovasi ini, sementara dindingnya dicat ulang agar tampak bersih, meja kursi serta peralatan lain diberbaharui. Rencananya bila Tuhan berkenan sekolah ini akan direnovasi total, namun karena tiba tiba ada Pandemi Covid di awal tahun 2020 ini, semua kegiatan renovasi dan pencarian dana dihentikan sementara.
TRANSFORMASI
Empat tahun lalu mungkin tak pernah terbayangkan, Sekolah Yapendik Fajar Sion ini akan direnovasi. Sekolah yang tampak renta, kumuh, itu seperti berjalan tak berpengharapan. Pengurus cabang ketika itu yang sebagian besar bukan dari jemaat GPIB Sion, tampak kesulitan untuk mengatur jalannya operasional pembelajaran. Salah satu alasannya adalah karena rumah mereka yang letaknya jauh dari area sekolah.
Kondisi memprihatinkan ini dilihat oleh Pengurus Pusat Yapendik yang ketika itu melakukan safari kunjungan ke seluruh cabang. Dalam tahun ke dua kepengurusannya, Ketua Umum Yapendik Rixa Pattipeilohy, mencanangkan program supaya seluruh cabang (32 cabang ketika itu), harus sudah dikunjungi semua oleh Pengurus Pusat. Ketua umum ingin terjadinya transformasi di sekolah sekolah Yapendik menuju sekolah berkelas nasional dan internasional. Pelaksanaan transformasi meliputi meliputi aspek : Pertama Sosialisasi massive, revisi Anggaran Rumah Tangga Yapendik GPIB, sebagai tahapan rekonsolidasi. Kedua, penguatan aspek SDM, pembenahan sarana prasarana, sistim akutansi dan keuangan, sistim penggajian para guru, Tekhnologi dan informasi (ICT), manajemen sekolah, marketing (branding), serta leadership Pengurus Yapendik Pusat dan Cabang. Ketiga, menjaga kesinambungan (sustainibility) manajemen sekolah yang selama ini sudah bagus dalam pengelolaannya.
Hasil kunjungan itu kemudian dipetakan dalam 3 Klaster. Yaitu Klaster Hijau adalah sekolah sekolah yang diharapkan sudah bisa mengembangkan diri dan bahkan mempunyai prestasi nasional maupun internasional. Klaster Kuning adalah sekolah sekolah yang secara operasional bisa mandiri namun perlu terus didorong agar melakukan terobosan terobosan baru. Dan klaster merah adalah sekolah sekolah yang perlu mendapat dukungan penuh karena lokasi sekolah yang jauh di pedalaman sehingga secara finansial perlu terus mendapat dukungan penuh dari jemaat dan gereja.
Yapendik Fajar Sion adalah salah satu yang kemudian mendapat perhatian serius karena kondisinya yang memprihatinkan padahal lokasinya di Ibukota negara.
AGENT OF CHANGE
“ Transformasi itu harus kelihatan perubahannya, dan perubahan itu harus diusahakan,” demikian berkali kali Ketua Umum Yapendik menegaskan dalam berbagai kesempatan.
Karena itu Rixa mendorong beberapa pengurus menjadi AGENT OF CHANGE di tingkat Pengurus Pusat maupun di Pemgurus Cabang. Dia menyadari dalam melakukan transformasi akan banyak tantangan dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) karena karena selama ini sudah berada di *zona nyaman (comfort zone) * sehingga “takut atau tidak mampu berubah”. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar untuk sebuah upaya melakukan transformasi sebuah organisasi (yayasan).
Pada saat ingin melakukan transformasi sekolah Fajar Sion, Pengurus Pusat Yapendik bertemu dengan salah seorang anak Tuhan yang mempunyai beban pelayanan pendidikan sekaligus berpengalaman memegang Sekolah TK di Sungailiat dan Bangka, Maylani Rumambi. Maka pada pertengahan tahun 2018, Pengurus Pusat Yapendik mengeluarkan Surat Tugas dan meminta kesediaan Maylani Rumambi untuk mendampingi Pengurus Cabang Sion melakukan Transformasi Kualitas Pendidikan, Managemen dan Renovasi Sekolah.
Perubahan di sekolah Fajar Sion juga dilakukan, mulai dari Perubahan Kepengurusan Yapendik Cabang, budaya (culture) dan perubahan paradigma serta manajemen sekolah
Foto Kiri: Pengurus Cabang Yapendik Fajar Sion Bersama PIC Pengurus Pusat Yapendik Untuk SION, Ibu Dortje Lewu
MODAL LUTUT, DAN TANGAN DILIPAT
“Setelah melihat kondisi sekolah, saya pikir renovasi sangat mendesak untuk dilakukan, karena menurut saya, ini sekolah sudah gak layak, tentu saja sambil terus membenahi managemen dan kurikulum.” Maylani memulai ceritanya.
Sebulan setelah ditunjuk mendampingi Pengurus Cabang Sion, dia langsung bergerak mengajak beberapa teman menjadi panitia renovasi sekolah, walaupun tanpa modal sedikitpun, “Ketika itu kami benar benar hanya mengandalkan Tuhan, bermodal lutut, dan tangan yang dilipat untuk berdoa.” Katanya lagi.
Ruang Kelas dan bangunan sebelum direnovasi
Musical Talk show bersama Harry Darsono, yang dilaksanakan 11 Mei 2019 menjadi awal pencarian dana, dan launching pelaksanaan renovasi. Acara yang dilaksanakan di Gereja Paulus dengan persembahan minimal 200 ribu rupiah ini berhasil mengumpulkan dana sekitar 100 juta. Ditambah sumbangan dari para donattur, uang ini langsung dipakai untuk renovasi tahap pertama yaitu memperbaiki toilet sekolah bagian depan. Pencarian dana pun terus dilakukan dengan mengadakan Bazar di Lapangan Gereja Sion pada akhir
Bulan Agustus 2019 dan ikut dalam Bazar tingkat sinodal di halaman parkir Gereja Immanuel pada Bulan Desember 2019. Sambil terus mengajukan proposal kepada para donatur, perusahaan swasta maupun BUMN, renovasi tahap kedua dimulai, yaitu memperbaiki gedung sekolah TK, ruang perpustakaan, dapur sekolah dan memperbaiki meja kursi. Kini gedung TK sudah selesai pengecatan dan siap menunggu siswa siswa baru tahun ajaran 2020-2021.
Sayang sekali, ketika mau memulai renovasi selanjutnya yaitu memperbaiki kantor Yayasan dan ruang komputer, terjadi pandemi covid 19. Praktis semua kegiatan berhenti. Kegiatan pencarian dana melalui Tournamen Golf yang sedianya akan dilaksanakan bulan Juni 2020 dan Charity Lunch Bulan September 2020 belum tahu kapan akan dilaksanakan. Meski demikian Panitia Renovasi sekolah yang terdiri dari lintas gereja: GPIB Sion, Philadefia, Bukit Muria, Karunia, Anugerah Jakarta, Maranatha, Kharisma, Nasareth, dan Marturia ini tetap semangat. Sambil menunggu renovasi dimulai kembali, panitia membantu Pengurus Cabang yang sedang mengalami masalah operasional akibat Pandemi Covid. Karena siswa siswa terlambat membayar SPP, dana untuk gaji guru pun terhambat. Namun Puji Tuhan berkat kerjasama Pengurus Cabang dan Panitia Renovasi dana untuk gaji guru dapat terkumpul dari sumbangan donatur dan penjualan buku.
WEBINAR, TEROBOSAN BARU
Ternyata Panitia renovasi dan PC Sion tidak hanya memikirkan uang, uang dan uang. Untuk membantu para donatur pembeli buku memahami isi buku sekaligus memotivasi guru guru Yapendik untuk bisa bekerja dengan hati. Panitia dan PC Sion mengadakan Seminar “Menjadi Guru Extraordinary di Era New Normal” melalui bedah buku 7 Perilaku Guru Ekstraordinary dan Biografi “Guru” Dorothy Marx. Seminar virtual melalui Zoom ini
menghadirkan 2 pembicara penulis buku tersebut, yaitu Dr. Griet Helena Laihad MPd. dan Andriani L. Soetoto S. Ikom, MPd.
Webinar ini diikuti lebih dari 70 peserta, sebuah terobosan baru cara seminar di era digital. Peserta yang terdiri dari para pengurus cabang, guru guru, pendeta dan para mengajar ini, menikmati acara selama 2 jam dengan antusias. Puji Tuhan meski persiapannya tergolong cepat yakni hanya seminggu, namun acara ini sukses dan berjalan lancar. Ini terlihat dari kesan kesan peserta melalui WA Group Peserta Webinar. Mereka merasa sangat terberkati dengan acara ini, dan banyak yang meminta agar acara sejenis diadakan secara rutin oleh Yapendik.
SEMUA KARENA ANUGERAHNYA
Melayani di Sekolah Yapendik Fajar Sion khususnya renovasi sekolah ini, saya sungguh sungguh merasakan pimpinan dan campur tangan Tuhan. Begitu pengakuan Maylani, ibu dari 3 anak ini. Banyak hal yang tak terduga, setiap perjalanan pelayanan ini merupakan mujizat, dan semua ini semata mata karena Anugerah Tuhan. Saya bersyukur KMJ GPIB Sion Pdt.Fransien Ihalaw – Hukom STh. dan PHMJ GPIB Sion selalu mendukung pelayanan ini. Saya juga tahu banyak orang dari berbagai gereja, dan latar belakang mendukung dalam doa, dan banyak tangan telah terulur untuk membantu. Kita belum tahu kapan pandemi berakhir dan bagaimana kelanjutan renovasi sekolah yang baru berjalan sepertiga bagian ini. Satu hal yang saya imani, Tuhan sudah memulai pelayanan ini,Tuhan pula yang akan menyelesaikannya secara sempurna. Begitu Maylani Rumambi mengakiri ceritanya. (ALS)