TK YAPENDIK MARANATHA
Ting..ting..ting..ting…! tepat pukul 10 pagi terdengar suara lonceng di TK Yapendik Maranatha, Jakarta, menandakan waktu belajar telah berakhir. Yeeeaayy…… pulang…..!! suara anak–anak ceria. Merekapun bergegas mengumpulkan buku, membereskan alat tulis, sambil mempersiapkan diri untuk pulang.
Sesekali terdengar celoteh anak-anak dan tawa kecil mereka yang iseng mengganggu temannya. Sebelum pulang mereka berdoa bersama, setelah itu satu persatu keluar dari ruang kelas sambil menyalami Ibu guru Erika yang mengajar di kelas TK A. Begitu pula suasana kelas TK B yang berada di ruangan sebelah. Merekapun dengan tertib dan wajah ceria keluar dari ruang kelas sambil menyalami Ibu guru Emelida Manao.
Begitulah suasana proses belajar mengajar di TK Yapendik Maranatha, sebuah sekolah yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan (Yapendik) cabang Maranatha, dalam lingkungan GPIB Maranatha, Jakarta Pusat. Murid-murid sangat gembira, bertumbuh dengan karakter dan nilai Kristen yang baik, hal itu terlihat dari cara mereka berinteraksi dengan sesama teman maupun dengan guru-guru. Tidak heran, banyak orang tua murid yang dulu merupakan lulusan dari TK Yapendik Maranatha, menyekolahkan anak anaknya ke TK yang sama karena merasakan sendiri kualitas sekolah tersebut. Oppps….! Tunggu dulu, orang tua anak TK pernah Sekolah di TK Yapendik Maranatha juga? Lho? Memangnya sudah berapa lama TK Yapendik Maranatha berdiri?
LAHIR LEBIH DAHULU
Taman Kanak Kanak ini, ternyata sudah ada sejak 10 Januari 1964. Pada tahun itu GPIB Maranatha belum dilembagakan dan masih menjadi ranting Maranatha, bagian dari GPIB Pniel, Jakarta Pusat. Itu artinya TK Maranatha ini lahir lebih dahulu dibanding GPIB Maranatha. Lalu bagaimana dengan Yapendik? Kapan sekolah ini menjadi sekolah Yapendik?
Sejak Yapendik berdiri tanggal 1 Juli 1981, berdasar Akta Notaris No. 19 Tahun 1981, Sejak itu pula seluruh sekolah yang ada dilingkungan GPIB menjadi sekolah Yapendik termasuk TK Maranatha, yang kemudian menjadi TK Yapendik Maranatha sampai kini.
Menurut seorang sumber, pengajar pertama adalah Nona Oce Ihalau dan Lucy Wamuri. Lalu berturut turut ada guru Meity Bakarbessy atau Ibu Tabalowany, Net Abraham, Rully Nainggolan, Alfonsina Ferdinandus, Magdalena Ferdinandus, Erika Pasaribu, Emilida Manao. Tiga nama belakangan, masih mengajar sampai kini. Jabatan kepala sekolah berganti ganti, tapi sejak tahun 2018 – sampai sekarang jabatan Kepala Sekolah dipegang kembali Erika Pasaribu.
PEMELIHARAAN TUHAN NYATA
Dalam perjalanannya selama 55 tahun, TK Yapendik Maranatha mengalami pasang surut pelayanan. Ada banyak tantangan, ada banyak rintangan, namun di lain pihak juga ada pemeliharaan Tuhan yang tidak henti. Ketika banyak TK sejenis yang sudah tutup, TK Maranatha masih berdiri tegak. 55 Tahun bukanlah usia yang singkat untuk merasakan pemeliharaan Tuhan. Dan pemeliharaan Tuhan nyata dalam berbagai bentuk, misalnya dalam penyediaan guru, murid, fasilitas sekolah juga dalam pembangunan kelas yang semakin hari semakin lengkap.
Saat ini terdapat 2 ruang kelas dan 1 ruang guru dalam bangunan yang permanen yang telah dilengkapi dengan Air Conditioning. Meski kecil dan lokasinya yang tertutup gedung gereja, namun proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan baik dan nyaman. Di ruang kelas terlihat peralatan pengajaran yang memadai mulai dari papan tulis, meja kursi, lemari buku bahkan sederet komputer yang bisa dimanfaatkan oleh anak anak. Di luar ruang kelas juga terdapat taman bermain dengan beberapa fasilitas bermain seperti ayunan, kursi putar dan sebagainya.
Keberlangsungan TK Maranatha tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Uang SPP per anak yang hanya 150 ribu dengan 3 orang guru tetap 1 guru paruh waktu dan 1 pegawai honorer, tidak mencukupi untuk kebutuhan operasional.
Bersyukur selain dari uang sekolah, dana diperoleh dari para donatur, baik dari Jemaat Maranatha ataupun simpatisan dari luar. Warga Gereja jemaat lokal maupun Mupel diharapkan bisa terlibat dalam pelayanan pendidiakan ini.
PROSES BELAJAR DAN PRESTASI
Menurut Ibu Tiur Laya Tobing, Ketua Pengurus Cabang Yapendik Maranatha, saat ini TK Maranatha mempunyai 2 kelas, yaitu: 1 kelas kelompok A, usia 3,5 tahun sampai 4,5 tahun, dengan jumlah murid Murid 28 Orang.
Kurikulum pendidikan TK Maranatha sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan pendidikan dewasa ini. Salah satu contoh adalah pelajaran Bahasa Inggris dan komputer. Keberadaan dua pelajaran ini bukan sekedar formalitas, atau hanya supaya kelihatan keren. TK Yapendik Maranatha memikirkan dengan serius, dan pelajaran ini bahkan dirancang secara khusus supaya menyenangkan dan tidak memberatkan anak didik. Pemberian pelajaran disesuaikan dengan usia anak anak. Oleh sebab itu untuk 2 mata pelajaran ini ada guru khusus di luar guru tetap TK Yapendik Maranatha.
Bagaimana dengan prestasi? Deretan piala yang dipajang di ruang guru membuktikan bahwa TK Yapendik Maranatha bukanlah TK abal abal. Banyak prestasi yang sudah diukir oleh anak anak maupun guru. TK Yapendik Maranatha sering mengikuti kompetisi baik yang diadakan antar lingkungan sekolah setempat maupun pertandingan yang lebih besar misalnya tingkat DKI.
Hal lain yang tidak bisa dilupakan adalah, ternyata lulusan TK Yapendik Maranatha kini telah banyak yang berkiprah di masyarakat. Beberapa diantaranya bahkan telah memberi pengaruh di bidang masing masing, baik di profesi mereka maupun di gereja. beberapa majelis GPIB Maranatha adalah lulusan TK Yapendik Maranatha
YAPENDIK SEKOLAH UNTUK MASYARAKAT
Keberadaan sekolah Yapendik GPIB, sejak awal tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan dan bersifat komersiil. Sebaliknya salah satu tujuan pendirian sekolah untuk melaksanakan amanat Agung Tuhan Yesus “ jadikan semua bangsa muridKu” dengan menolong masyarakat yang kurang mampu dan marjinal.
Inilah rupanya jawaban mengapa sekolah Yapendik GPIB, biasanya justru berada di daerah terpencil atau kalau di kota, terletak di daerah padat penduduk. Karena masyarakat seperti inilah yang membutuhkan kehadiran TK Yapendik GPIB.
Hadirnya Yapendik, sesungguhnya merupakan bukti bahwa Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat atau GPIB tidak hanya “melulu” mengurusi kerohanian Jemaat, tetapi juga terpanggil untuk peduli pada masalah pendidikan bangsa, sebagai wujud nyata memenuhi panggilan Gereja untuk bersekutu dan bersaksi.
Oleh karena itu nilai – nilai Kristiani yang bersumber pada Alkitab mewarnai seluruh pelayanan di bidang pendidikan
Berdasarkan kesadaran bahwa Pendidikan Kristen adalah bagian integral dari pelayanan dan kesaksian warga gereja, Yapendik GPIB berusaha terus mengembangkan diri untuk memiliki standar sekolah berkualitas dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Perbaikan kurikulum, manajemen pendidikan dan pengelolaan yayasan diharapkan membawa perubahan yang signifikan untuk kemajuan dan peningkatan kualitas sekolah. Hal ini juga yang menjadi pergumulan dan perhatian para pengurus Yapendik Cabang Maranatha, maupun Pengurus Pusat Yapendik GPIB.
PERAN MUPEL DAN TK MARANATHA DI MASA DEPAN
Yapendik GPIB cabang Maranatha mendapat pengukuhan sekaligus pengangkatan pengurus pertama pada tahun 10 Mei 1982. Pada saat itu yang diangkat menjadi Ketua Yayasan Pendidikan cabang Maranatha adalah Pdt Z.M. Pattipeiluhu yang sekaligus sebagai Pendeta Jemaat GPIB Maranatha. Masa kepengurusan Pengurus Cabang adalah 5 tahun, setelah itu dapat dipilih kembali untuk satu periode lagi. Sejak saat itu kepengurusan terus bergulir dan berganti dengan pengurus baru. Setiap kepengurusan mempunyai peran dan usaha yang patut dihargai dalam rangka memajukan dan mengembangkan TK Yapendik Maranatha.
Saat ini kepengurusan Yapendik Cabang Maranatha dibawah pimpinan Ibu Tiur Laya Tobing, untuk periode 2017 sampai 2022. Didampingi oleh PHMJ dan Ketua Majelis Jemaat Pdt. Murwanto Moesamo STh., sebagai Pengawas.
Harapan kedepan keberadaan TK Yapendik Maranatha menjadi sekolah yang mempunyai diferensiasi sehingga bisa bersaing dengan TK sejenis lainnya. Selama Bersyukur bila sekolah ini kelak bisa berdiri di lahan yang lebih luas di luar lingkungan gereja sehingga dapat menjangkau murid lebih banyak.
Dan hal yang bisa mulai dipikirkan adalah bagaimana sekolah ini tidak hanya mempunyai Taman Kanak-kanak saja, tetapi juga sampai jenjang sekolah selanjutnya seperti Sekolah Dasar ataupun Sekolah Lanjutan. Semoga!
(ALS. )